Keratuan Pugung Berawal dari Keratuan Pugung Lampung Timur, pemimpin keratuan pugung saat itu bernama Ratu Galuh atau Ratu Pelebuh Kaco disebut Juga Ratu Pugung. Menurut riwayat turun temurun, yang pertama kali memeluk Islam adalah Minak Raja Jalan yang merupakan adik dari Ratu Pugung, saat itu Sunan Gunung Jati dikenal sebagai seorang Tabib bukan sebagai seorang Sultan. Minak Raja Jalan merupakan Ayah dari Putri Kendang Rarang/Putri Sinar Kaca yang dinikahi oleh Sunan Gunung Jati, dan melahirkan Minak Kejalo Bidien cikal bakal Keratuan Maninting (melinting) yang berada di Meringgai. Untuk meluaskan Syiar islam, maka diperlukan cakupan yang lebih besar pula, maka Sunan Gunung Jati mengarah kepada Ratu Pugung sebagai penguasa Keratuan Pugung, dengan dasar sudah ada ikatan kekerabatan melalui Minak Raja Jalan, maka misi penyebaran Islam pun dapat berjalan lancar hingga akhirnya Ratu Pugung dan masyarakat pun memeluk Islam. Setelah keratuan pugung memeluk islam, Sunan Gunun
Awal mula adanya tupping 12 ini dimulai pada Zaman Ratu Darah Putih, sepulang nya ia dari menghadap orang tua nya yakni Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Pada waktu itu selain ia diwarisi Ilmu Agama sbg Pedoman hidup, dan juga Ilmu kedigjayaan supaya dapat membangun pemerintahan Islam yang disebut Keratuan. Selanjutnya Ratu Darah Putih membangun Keratuan bersama 12 Raja yang Loyal serta Setia kepada Ratu Darah putih yg saat ini disebut Punggawa 12, mereka memiliki masyarakat adat dan wilayah masing masing, Ke 12 punggawa ini adalah : Punggawa 12 : 1. Kekhia Jaksa 2. Kekhia Khadin Patih 3. Kekhia Menanti Khatu 4. Kekhia Jaga Pati 5. Kekhia Yuda Negara 6. Kekhia Jaga Pamuk 7. Temunggung Agung Khaja 8. Ngabihi Paksi 9. Kekhia Bangsa Saka 10. Kekhia Sangunda 11. Kekhia Kyai Sebuai 12. Khaja Temunggung Pasukan bala-bala 12 atau Tuping 12 para pelakunya adalah dari perwakilan dari Punggawa 12 ini. Pasukan Tupping Bala-Bala 12 Bala-bala ini ialah pasukan dari bangsa Jin, yang diberi